Pages

Rabu, 28 Maret 2012

Library 2.0 Apaan Tuh ???


Library 2.0 Apaan Tuh ??
    Konsep Awal Library 2.0, dimotori oleh kemunculan Web 2.0. Web 2.0 sendiri adalah sebutan yang diperkenalkan oleh O’Reilly untuk mewakili aplikasi-aplikasi berbasis web yang memungkinkan pemustaka menjadi pembuat informasi dan juga pemanfaat informasi pada aplikasi-aplikasi tersebut. Dengan demikian informasi yang disajikan berasal dari para pemustaka yang juga menggunakan informasi yang tersedia dari pemustaka lain. Lebih dari itu informasi yang disajikan oleh seorang pemustaka dapat ditambahkan dan diubah oleh pemustaka lain sehingga perubahan informasi dalam segi isi dan jumlah sangat cepat.
Lahirnya Konsep Library 2.0 pertama kali dicetuskan oleh Michael Casey pada tahun 2005 dalam blognya yang bernama Library Crunch. Dia mengakatakan bahwa perpustakaan pada umumnya, terutama perpustakaan khusus dapat memanfaatkan berbagai kelebihan Web 2.0. Dalam konferensi Internet Librarian pada 2005 isu ini mulai diperdebatkan di kalangan pustakawan. Seperti layaknya ide baru tentu ada pihak yang pro dan kontra. Pihak kontra mengatakan bahwa tidak ada perubahan mendasar dalam praktik kepustakawanan dengan menerapkan Web 2.0. Sedang pihak yang mendukung mengatakan bahwa dengan menerapkan Web 2.0 maka ada bentuk baru dari layanan perpustakaan
            Secara singkat Library 2.0 dapat didefinisikan sebagai  perpustakaan yang berorientasi pada pemakai dan dikendalikan oleh pemakai seutuhnya, yang menganjurkan perubahan yang beralasan dan terus menerus, dengan mengundang partisipasi pemakai dalam mengkreasikan layanan, baik secara fisik maupun maya sesuai dengan keinginan mereka, dan didukung oleh evaluasi layanan secara konsisten.. Semua jasa perpustakaan dikembangkan dengan meminta masukan dari pemakai. Semua usaha peningkatan ini selalu dievaluasi pelaksanaannya. Untuk inilah interaksi antara perpustakaan dan pengguna dilakukan secara intensif.
            Perpustakaan yang menerapkan konsep Library 2.0 dituntut untuk melakukan revolusi total terhadap lembaga perpustakaannya. Tidak saja itu, bahkan dituntut untuk merevisi tugas dan kewajibannya secara mendasar. Ini akan menimbulkan perbedaan pendapat bahkan pertentangan dengan pihak otoritas. Jelas diperlukan keahlian khusus dalam menghadapi pihak otoritas. Seperti telah disebut sebelumnya bahwa P 2.0 tidak sekedar memperbaharui tampilan saja. Oleh sebab itu diperlukan penguasaan dan kemampuan teknologi, khususnya TIK. Di sisi lain diperlukan perubahan radikal dari cara kerja pemasok sistem perpustakaan dan informasi
Selain perpustakaan, pustakawan juga dituntut mempunyai kemampuan yang mumpuni sehingga mampu menjalankan konsep Library 2.0 tersebut , lebih lanjut  Meredith Farkas dalam slidenya yang menyoroti tentang Librarian 2.0 menyebutkan beberapa ketrampilan pokok yang perlu dimiliki oleh pustakawan 2.0 yaitu :
a)      Mampu menguasai teknologi informasi yang digunaka
b)      Mampu mengelola, baik dirinya maupun layanan yang diampunya
c)      Mengajar adalah ketrampilan yang harus dimiliki oleh pustakawan, sekalipun ini tidak berarti harus menjadi seorang pengajar layaknya seorang dosen.
d)     Penelusuran informasi dikuasai untuk jenis informasi apapun melalui berbagai teknologi
e)      Promosi diri dan layanan menjadi syarat untuk dapat menjangkau pemustaka dan menjadikan layanan yang diampunya berhasil memberdayakan pemustaka yang memerlukan.
Ketrampilan lain yang menunjang dan berkaitan dengan sikap adalah :
a)      Memiliki jiwa Customer Service: siap menolong, tersedia kapanpun ketika dapat dijangkau, dan mampu menghadapi berbagai macam pemustaka. Aturan “tidak pernah berkata tidak tahu” harus tetap dipegang.
b)      Terbuka/ Fleksibel terhadap perubahan. Ketika layanan harus berubah, ketika kebutuhan berubah, ketika teknologi berubah, ketika ilmu berkembang, ketika ada harus mengadopsi ilmu lain, pustakawan siap.
c)      Mau belajar tanpa henti dengan cara apapun dan dari siapapun termasuk pemustaka adalah sikap yang membuat pustakawan mampu berkembang dan memberdayakan pemustaka.
d)     Berinovasi dan kreatif menjadi efek dari keterbukaan dan sikap mau belajar. Semakin banyak informasi yang diperoleh, semakin banyak mendapatkan ide baru.

Munculnya konsep Library 2.0 secara tidak langsung juga telah ikut mewujudkan demokrasi yang selama ini selalu diperjuangkan oleh masyarakat. Sebagai contohnyata adalah Web Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang yang dapat diakses  http://www.lib.umm.ac.id pada web ini disediakan kolom yang disediakan ruang khusus yang bisa digunakan berdiskusi diskusi antara pustakawan dan pemustaka , ruang tersebut diberi nama dengan nama pojok pustakawan, untuk tampilnnya adalah sebagai berikut  adalah sebagai berikut :


Tetapi jika kita ingin bergabung dengan forumnya, maka kita diharuskan mendaftar sebagai member, caranya yaitu dengan mengklik “ daftar member baru ”. Setelah itu kita tinggal mengisi kolom yang disediakan.
      Jika kita sudah mejadi member maka kita tinggal login , dan wujud pengaplikasian konsep Library 2.0 di Perpustakaan Muhadiyah Malam, adalah sebagai berikut :




Daftar Referensi :
1.     Dicki Agus Nugroho (2011) “Library 2.0” dalamwww.ula3.wordpress.com20110326library-2-0.htm ” diakses tanggal 21/03/2012.
2.  Blasius Sudarsono (2008) “Perpustakaan Dua Titik Nol : Pengantar Pada Konsep Library 2.0” dalam “http://www.pnri.go.idMajalahOnlineAdd.aspxid=84.htm “ diakses tanggal 21/03/2012.

0 komentar:

Posting Komentar